Rabu; 05 juli 2011..
22.20 WIB
….”what I’ ve doneeee..i’ll face myself To cross out what I’ve be….comeee...
Erase myselffff…and let go of whatttttt I’ve doneeeee….”
Terdengar vocal dengan teriakkan khas ala Chester Bennington, sang Vocalis band LINKIN PARK. Seperti biasa, saat raga dan pikiran telah lelah dan suram termakan aktifitas sehari, maka Music menjadi penemanku tuk lewati malam.
“WHAT I’VE DONE.”
Sebuah lagu yang sebenarnya tak pantas tuk didengar sebagai lagu peneman malam atau senandung penghantar tidur, mengingat distorsi gitar ,partitur keyboard serta gesekkan Turn-table hasil racikkan sang DJ.Joe Hann LP yang otomatis memaksa tubuh tuk ikut beraksi, angguk-anggukkan kepala layaknya Rock’star.
Lantas, mengapa lagu tersebut kusetel malam ini?. Sebenarnya, aku hanya mencoba membangkitkan kembali kisah manis yang sempat kurajut bersama 6 dari 25 insan yang bersamaku menapaki jalan hidup dalam satu asa dibawah panji Geofisika 45.
Medio sabtu, 25 juni 2011, menjadi sebuah momentum pembuktian bahwa kekompakkan kami tak layak dipandang sebelah mata; namun sebaliknya sepatutnya diacungi jempol.
Ya, pada moment tersebut, kampusku tercinta ,AMG, mengadakan PENSI yang bertemakan “BACK TO NATURE”. Sebuah Acara yang “down-to-youth”, bercita rasa anak muda tanpa mengesampingkan sisi keTarunaan para peserta pensi.
Singkat kata singkat cerita, band kami, 45Band, sukses menjadi 1st winner dalam kompetisi band All-Star , mengalahkan Taruna Is Dead(TID), Frozz band, Zombie mencari Cinta(ZMC), dsb. Sebuah kemenangan yang boleh dikatakan berkat dewi fortuna yang berpihak pada kami; namun bukan kemenangan yang hendak ku banggakan, namun nilai eksplisit di
balik jalan tuk meraih kemenangan itulah yang membuatku bangga dan merasa Trinitas dalam Geofisika 45 telah terwujud untuk kali ini. Yah, trinitas yang senantiasa ku dengungkan dalam soundtrack SONG FOR GEOPHYSIC, bahwa kita : SATU VISI, SATU MISI, SATU ASA..
balik jalan tuk meraih kemenangan itulah yang membuatku bangga dan merasa Trinitas dalam Geofisika 45 telah terwujud untuk kali ini. Yah, trinitas yang senantiasa ku dengungkan dalam soundtrack SONG FOR GEOPHYSIC, bahwa kita : SATU VISI, SATU MISI, SATU ASA..
GEOPHYSIC 45
< starring….lookin’ at the Photo on the stage..
Then I smile sweetly….^.^
……..Saat jemariku beradu bersama keyboard laptopku ini, pikiran dan imajinasiku terbang kembali dalam pusaran sang waktu.. kembali ku teringat bagaimana aku dan ke-6 sobatku; kami, yang tergabung dalam 45BAND, berjuang demi mewujudkan impian tuk tampil dan berdiri di atas Red-carpet yang membentang menutupi lantai panggung.
Perjuangan kami sebenarnya simple dan tak ada yang luar biasa, pabila yang dilihat hanyalah Tindakan yang kami perbuat semata. Namun pabila ditelaah lebih jauh, saat mata hati terbuka tuk melihat ikatan tali persahabatan yang mendasari Pengorbanan kami; ku yakin, semua itu tak semudah menangkap angin…
Berawal dari bad-mood dan “unambitioned’ alias tak punya mood dan ambisi tuk tampil di Pensi kali ini; uang pendaftaran yang “pake-minjem”; waktu latihan yang tak pernah Sinkron antar anggota; studio band yang seringkali tak konsisten dalam hal schedule; hingga pemilihan lagu yang tak jelas dan berujung di masa “injury-time.”
Namun semua itu akhirnya bisa diatasi , dengan satu pemahaman dasariah yang tertanam dalam pribadi kami masing masing; bahwasannya, KAMI ADALAH EMPAT LIMA. Sebuah konsepsi:”Because kami EMPAT LIMA”, sudah menjadi pemacu tersendiri bagi kami tuk terus maju halau rintangan tuk gapai tujuan. Saat hati tak sejalan dengan pikiran; saat rintangan pupuskan impian; saat itulah, kami bertanya: “Apakah Empat-Lima itu mudah menyerah?” ..”Apakah empat-Lima itu sekedar kompak dalam hal yang enak dan nikmat?”..”Apakah Empat-Lima itu hanya sebatas nama tanpa ada ikatan tali kasih?”.
Dengan menanamkan mind-set atas refleksi dari pertanyaan pertanyaan tersebut, aku secara pribadi, terus terpacu tuk berkata TIDAK saat rintangan dan halangan senantiasa dating mencoba lumpuhkan langkahku.
Tidak terlalu lama, tidak cepat pula,namun realita menunjukkan sebuah solusi manis tuk atasi segala rintangan tersebut. Uang pendaftaran dipinjam dari kas kelas(thanks 4 bendahara yang udah minjemin), waktu latihan bisa dihandle walau harus rela pulang lewat jam malam (thanks 4 the Bassist, lady Tibtar Goes lady Rocker), studio band bisa dibooking by-phone (thanks 4 the Drummer), serta tersedianya sarana penyokong transportasi dalam mem’booking studio di H-1 menjelang tampil (thanks 4 the Rhytmic’guitar and the keyboardist). Pokonya, semua kendala yang ada, ternyata bisa di’overcame ,pastinya , Karena kami Geofisika Empat-Lima.
Yah, as we say, Because we are EMPAT_LIMA; so no matter how many problems or whatever gonna breakin’ our unity, we sure we’R still standing by One Vision. We don’t give a damn about what you say; tetap melangkah, bergandengan tangan genggam jemari cerahkan hari.
I miss u , all of 45’s Soldiers. Kita adalah punggawa Geofisika Empat_Lima. Let’s stare at the sky; it is open to those who have wings (ATLA ATLATIS PATENT)
me and my Bradda, LORI AGUNG SATRIA from KERINCI. he was so awesome when hold his stick and Crazy drivin' his Drum..yo, da'Drummer!.Kick their Ass!.hehe
1 komentar:
sebuah kisah Klasik untuk masa depan"...S O 7...heheh
Posting Komentar