Senin, 13 Juni 2011

JANGAN RENGGUT LEMBAYUNG SENJAKU (memoir of Pantai Pasir Panjang, Nagi Larantuka)

“Memoir of PANTAI PASIR PANJANG, Nagi, Pante Besa, Larantuka.”

….Termenung sendiri berselimutkan sepi.
Semilir angin pantai perlahan menghampiriku,hempaskan sekujur tubuh yang bermandi peluh.
Terdiam.
Membisu.
Tak berkawan, tak rupawan.


Satu- satunya penemanku dalam kesendirian ini adalah kenanganku.
Yah, hanya Aku dan Kenanganku yang ada di sini, di batu karang tempatku lagi berpijak.

Sepi.

Sendu.

Nampak di kejauhan, Horizon membelah cakrawala dan ujung lautan.   Hadirkan pesona senja yang rupawan dalam degradasi Orange-kemerahan khas Matahari di penghujung langit.3 camar terbang rendah; kepakkan sayap melawan arah semilir angin pantai.  Satu di antara ke tiganya terbang sedemikian rendahnya; dengan sorotan tajam layangkan pandangan ke bawah.   Entah apa yang sedang diintai; Ikan?..entah..;mungkin! .

Riak-riak permukaan air bermandikan cahaya sang surya dari sudut barat, pantulkan dimensi kemilau yang silaukan mata setiap insan yang memandang.

Sepi.

Aku masih terdiam dalam dekapan kebisuan senja ini.
Kenanganku mencoba mengajakku tuk bercengkerama.
Dia mencoba menghadirkan dialog antara aku dan dia; dengan melemparkan sebuah Prolog tentang keluh-kesahnya.  Dengan bermonolog, kenanganku bertutur:

Aku tahu, kau tak pernah menikmati lembayung senja dengan caramu seperti saat ini. Kau tak pernah sebelumnya, membiarkan Sunset berlalu tanpa senyum bahagia; tanpa blits kameramu, atau tanpa butir-butir pasir dalam genggamanmu yang kau hempaskan ke udara. Dan aku pun tahu, bahwa Kau tak pernah dan memang tak bisa tuk nikmati ini semua tanpa Dia yang kau sayangi, Dia yang menduduki tahta hatimu, Dia yang, Dia yang…….

Arrghhh, Enyah kau!.. Jangan Kau coba tuk hadirkan De javu dalam kesendirianku sore ini! Pergi kau, dan jangan pernah kembali tuk mengusik hidupku yang kini kujalani, teriakku kala ku tak sanggup tuk mendengar lagi kilas balik penuturan kenanganku itu.

Sepi.

Sendu.

 Kemanakah semburat jingga di ujung barat tadi?
Kemana kah lembayung senja ku tadi?
Ke mana kah matahari di Horison barat yang sedari tadi kupandangi?

Sepi.

Sendu.
Semua Hilang. Semua telah lenyap.
Semua telah di rampok sang Waktu.
Semua telah  lenyap dalam dekapan sang malam.
Semua telah di musnahkan sang waktu yang telah menghadirkan pekatnya malam.


Terdiam. Membisu. Tak berkawan, tak rupawan.
Andai sang malam tak merenggut Senjaku,
Andai sang waktu sudi tuk berputar kembali,
Andai saja pengandaianku ini menjadi sebuah realita pasti..
Andai.

Seandainya dia mendengar munajatku ini
Hmmmm,

Biarkan ku sendiri, bercengkerama kembali dengan Kenanganku

Termenung sendiri berselimutkan sepi.
Semilir angin pantai perlahan menghampiriku,hempaskan sekujur tubuh yang bermandi peluh.
kamar sepi,senin,13 Juni 2011


Related Post:

1 komentar:

Anonim mengatakan...

nice post.. is this your sweet memory with someone special?

Posting Komentar

 
;