Minggu, 12 Juni 2011

ARTI SEBUAH PERSAINGAN- tinjauan praktis dari kotbah Rm.Danielle pada misa Pentakosta

Aku terjaga dari lamunan ku malam  ini. . .

Kembali ku teringat Kotbah singkat dari Rm.Danielle sore tadi saat beliau memimpin Perayaan Ekaristi di Gereja St.Matius ,Bintaro.  Kotbah singkat tersebut berada dalam koridor yang sewarna dengan inti dari perayaan Ekaristi hari ini, yakni memperingati hari raya PENTAKOSTA.


Tak perlu perpanjang kata;  singkatnya,  sore ini, Rm.Danielle menggarisbawahi kotbahnya dengan sentralisasi pada apa yang kita imani, yakni  ROH KUDUS.  Roh yang Ilahi.  Roh yang, dalam bacaan pertama tadi, menempatkan dirinya sebagai PEMIMPIN para rasul Kristus. Roh Kudus, Roh yang “Memimpin”.

Apakah saudara sekalian merasa sudah/ telah dipimpin oleh Roh Kudus?”, ujar Pastor Danielle.

Aku terjaga, tersentak kaget.  Pertanyaan Romo tersebut membuyarkan lamunanku. Yah, kali ini raga ku begitu lelah dan kurang Fit, sehingga konsentrasiku saat homily cukup terbilang :minim.

Tidak 100% kotbah pastor Danielle sore ini dapat ku tangkap dan ku cermati.   Hanya, ada beberapa point penting yang berhasil mencuri konsentrasiku.  Hal yang kumaksud, tak lain, pernyataan Rm.Danielle yang kira-kira bunyinya demikian: “JIKA ANDA MERASA TELAH DIPIMPIN OLEH ROH KUDUS, BERARTI DALAM KEHIDUPAN ANDA, SESUNGGUHNYA SEHARUSNYA TIDAK ADA P.E.R.S.A.I.N.G.A.N.”

P E R S A I N G A N ? ?

Terus terang, aku belum memahami maksud statement romo yang ini.  Menurut persepsiku, dan yang ku alami, Hidup dan Kehidupan tidak pernah terlepas dari apa yang dinamakan PERSAINGAN.   Meski bagaimanapun jua, dalam elemen kehidupan tertentu, para pelaku kehidupan di berbagai sektor pastinya Ingin menjadi yang Terbaik dan terdepan. Itu wajar.  Aku pun memakluminya, bahwa Hidup adalah Persaingan.

Kemudian, pastor Danielle melanjutkan kotbahnya: “Memang Hidup itu Perjuangan, tapi bukan PERSAINGAN. Anda bersaing, yah, itu memang wajar.. tapi tidak jarang, dalam persaingan(=perjuangan), seringkali manusia kehilangan Visi perjuangannya, sehingga untuk mencapai Tujuannya, dia Bersedia menjatuhkan sesamanya, siapapun itu, yang pentingg,bukan di pihaknya. Inilah yang dinamakan : NO BERES”…

Aku mulai memhamai maksud romo tersebut. Yang dipermasalahkan disini, adalah Cara manusia tuk mencapai tujuannya, yang hamper seratus persen dilatarbelakangi dengan nafsu untuk mendapatkan “sesuatu” yang duniawi, terikat akan sekularisme dunia.   Itu tercermin jelas dalam kisah-kisah para pebisnis yang memperjuangkan kerajaan bisnisnya guna menjadi raksasa dalam dunia Bisnis.

Ada satu contoh kecil tentang “persaingan” yang negatif. Misalnya, dalam dunia pendidikan, saat Berkuliah, kita ingin menjadi yang tebaik, misalnya ranking Top 1 di kelas. Kita pun akhirnya mendapatkan posisi tersebut. Kita Senang. Bahagia. Bangga. ..memang, hal tersebut pantas tuk dibanggakan.. tapi yang telupakan disini, :
APAKAH DALAM PROSES PENCAPAIAN KITA, KITA MENJATUHKAN PIHAK LAIN/ (LAWAN) KITA?.

Pastinya, Kita mungkin langsung berfikir: TIDAK.INI MUTLAK KERJA KERAS SAYA.
Tapi apakah kita sadar?..Pernahkah kita mau membantu, atau bahkan menawarkan jasa bantuan kita untuk membimbing teman-teman kita yang belum setaraf pemahamannya dengan kita?..
 Bukannya kita malah cuek dan Malas tahu dengan teman kita yang belum mampu tersebut? . atau  bahkan lebih buruknya lagi, kita Melihat TEMAN kita di saat-saat itu sebagai Pesaing, factor  Penghambat kita tuk menjadi yang terbaik?..
Ingat, dalam beberapa hal, Persaingan bukan berarti harus berakhir dengan SATU pemenang.
 Akan Lebih bagus, Jika kita dan orang-orang di sekitar kita, sama- sama menjadi PEMENANG. Dalam arti, Semua sama- sama mencapai Tujuannya; targetnya. 
Tak ada gunanya, jika kita , demi tujuan tertentu, kita menjatuhkan orang lain/ sesame kita. 
Dalam berbagai hal, ataupun perlombaan , atau apapun, cukuplah kita MEMBERIKAN YANG TERBAIK DARI KITA, dan JANGAN PRNAH MERUSAK USAHA ORANG LAIN UTUK MENJADI YANG TERBAIK JUGA DENGAN CARANYA DIA.
Jika kita “bukan” pemenang, tapi dalam usaha kita, kita telah memberikan yang TERBAIK, Totalitas dalam berusaha, maka Disitulah letak kemenangan Sejati. Kemenangan yang menunjukkan bahwa kita berjalan dalam terang pimpinan Roh Kudus; roh Ilahi.

Akhirnya, perkenankan daku tuk memaparkan asumsiku atas apa yang kucermati dan kutelaah sore ini, bahwa sesungguhnya, KEMENANGAN TERLETAK PADA USAHA YANG OPTIMAL DAN TERKERAH, BUKAN PADA HASIL YANG MUDAH TUK DIREKAYASA. . .
Thanks for anyone who has read this one!. Holla, hope u’ll change ur persepsion of Being the Numero uno and beat ur enemy!..
Kamar sepi, minggu, 12 juni 2011.
Selamat hari raya Pentakosta

Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar

 
;