Rabu, 09 Januari 2013

SEISMISITAS NTT TAHUN 2012

       Tahun 2012 telah berlalu; yang tertinggal hanyalah sejuta kisah yang telah membeku abadi; tersimpan dalam sebuah box bernama “ kenangan.”

Sambil menjalankan tugas Dinas shift malam ini, saya sempatkan diri untuk mengajak pembaca sekalian untuk sekedar flashback , melihat kembali ke tahun 2012 yang baru saja terlewatkan.

Begitu banyak kejadian yang kita alami di tahun 2012. Dan saya yakin, di penghujung tahun 2012 kemarin, mayoritas dari 4.683.827 jiwa yang hidup di wilayah NTT tercinta ini memiliki “resolusi “-nya masing-masing. Sebagian besar dari kita pastinya juga membuat sebuah refleksi kecil untuk waktu yang telah kita gunakan dan hidup yang telah kita jejaki di tahun 2012 kemaren.

Namun apakah ada yang pernah me-review aspek kebencanaan yang sempat mengancam jutaan jiwa yang hidup dan berdiam di wilayah NTT tercinta ini?

Melihat fakta yang menjadi bagian dari Sejarah, wilayah NTT layak mendapat predikat sebagai wilayah yang rentan terhadap bencana; khususnya bencana alam. Dan yang paling mencuri perhatian adalah bencana Gempa Bumi dan Tsunami.

Bicara tentang gempabumi dan tsunami di wilayah NTT, tentunya membawa sejuta kisah dan kenangan tersendiri bagi generasi sebelum tahuni 2000-an. 

Di wilayah Barat dari NTT sempat menjadi perhatian publik di tahun 1977.Tepatnya  hari Jumat tanggal 19 Agustus, terjadi  gempabumi dengan epicenter di Laut di sebelah Barat Daya pulau Sumba (118.6* BT – 11,8* LS) dengan kedalaman fokus gempa 33 km. Gempabumi tersebut beimbas pada kejadian Tsunami yang terkenal sebagai Tsunami Lunyuk 1977.

Selain itu, ada juga bencana  pembawa kisah kelam bagi masyarakat NTT di tahun 1992. Gempabumi di Laut Flores, di tanggal 12 Desember 1992 yang menimbulkan Tsunami dan memporak-porandakan berbagai rumah dan pemukiman dari daerah Ende, Maumere, Larantuka,  hingga wilayah Tanjung Bunga di ujung Timur pulau Flores . Tsunami sebagai akibat dari gempa berkekuatan 6.4 SR tersebut menelan 2000-an jiwa dan benar-benar membawa dampak buruk bagi penduduk di daerah Maumere dan sekitarnya.

Kemudian, gempabumi di Alor 2004,  berkekuatan 6 SR  dengan Epicenter 8.17* LS - 124.82* BT,  yang terjadi pada tanggal 12 November 2004 dan menewaskan 34 jiwa.
Singkatnya, wilayah NTT merupakan salah satu wilayah yang rentan terhadap bencana gempabumi dan tsunami.

Nah, bagaimanakah aspek seismisitas wilayah NTT terhadap bencana gempabumi pada tahun 2012 kemarin?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bagi rekan-rekan sekalian, saya buatkan sebuah peta seismisitas wilayah NTT berdasarkan data dari Badan Survey Geologi  Internasional milik Amerika Serikat ; atau yang lebih dikenal dengan sebutan USGS ( United States Geologycal Survey).
Data tersebut didownload dari website USGS, dan selama tahun 2012, tercatat ada 51 event/kejadian gempabumi yang terekam oleh seismograf USGS tersebut.
Berikut sebaran epicenter dari 51 event tersebut.


Berdasarkan data yang telah diolah dan disajikan dalam peta tersebut, nampak bahwa terjadi Lack of Seismicity atau semacam ada "kekosongan" atau istilah dalam Ilmu Seismology, disebut sebagai Seismic Gap, pada wilayah Utara dari Kabupaten Sikka (Pantai Utara Maumere, Sikka).
Ini tentunya patut menjadi perhatian segenap masyarakat NTT umumnya, dan penduduk kabupaten Sikka khususnya. Justru dengan jarang terjadinya gempabumi di wilayah tersebut yang jelas -jelas merupakan bagian dari Sesar Naik Belakang Busur Flores (Flores Back Arc Thrust), hendaknya menjadi suatu warning alami bagi kita, untuk senantiasa berjaga-jaga dan tetap waspada, jika kelak pada waktunya, akumulasi energi melewati batas maksimum, energinya dilepaskan  dan termanifestasi dalam bentuk gempabumi tektonik yang juga mungkin memiliki potensi  menimbulkan Tsunami.

 

Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar

 
;