Minggu, 28 Oktober 2012

GEOPHYSIC 45 - CATATAN PASCA PENGUMUMAN PENEMPATAN





Kamis, 25 Oktober 2012. Adalah sebuah baut kecil dari rangkaian rel panjang deret waktu yang harus ditempuh dalam hidup ini. Oktober. Sebuah perhentian yang tidak begitu jauhnya dari penanda akhirnya putaran satu tahun; Desember.

Desember 2012 yang saat ini masih menjadi periode dalam misteri masa depan akan menjadi penghujung dari kisah hidupku di tahun 2012 ini. Tahun yang sempat dianalisis dan disinyalir bakal menjadi akhir dari masa peradaban ini dengan mengacu pada perhitungan suku Maya. Whatever, terlepas dari “akhir” yang semu itu; sesungguhnya adalah sebuah kepastian bahwa Desember tahun ini akan menjadi akhir dari kisah manis yang kubangun kala kukenakan seragam Taruna ku. Sesuai dengan kalkulasi kalender akademis kampus; maka taruna Geofisika dan Instrumen 2009 – di mana diriku tercakup didalamnya- akan dinyatakan lulus dan sesuai prosedur selanjutnya akan diperbantukan di berbagai UPT BMKG yang tersebar luas di wilayah Zamrud Khatulitiwa ini.

---****---

“The Play is Over !”
Benarkah demikian; segala peran dari Sang Pemberi Hidup yang kulakoni; segala sandiwara yang kujalani di atas panggung kehidupan dalam episode “masa Taruna” kini telah memasuki epilog penutup? Benarkah semua itu akan berakhir?. Jika Desember ini akan menjadi epilog penutup dari lakon “Taruna” ku; lantas seseungguhnya, telah menanti sebuah lakon yang lebih sulit untuk diperankan. Masih dalam Background panggung yang sama namun dengan lakon yang praktisnya membutuhkan keterampilan lebih. Sebuah lakon di mana koreografinya tidak hanya sekedar bergerak dalam area seluas “Pondok Betung” saja; yang tidak hanya sekedar mengerjakan suatu tugas ad hominem; yang implikasinya hanya pada individu semata; semisal demi mengejar nilai mata kuliah tertentu. Lakon baru yang harus kujalani tentunya lebih menantang; lebih menuntut pribadi ini untuk berinteraksi langsung dengan “audience” yang notabene’nya adalah khalayak umum; dan pastinya, segala yang kukerjakan resikonya lebih besar dan mengatasnamakan bukan individu semata; tapi lebih kepada instansi di mana ku bernaung.

Selepas Desember adalah sebuah kesempatan di mana diriku harus berguru pada pengalaman; bukan sekedar pada slide-slide powerpoint yang dipresentasikan sebatas dinding kelas; bukan pada deretan formula yang berjejer hitam-putih di atas whiteboard; bukan hanya sebatas meminjam buku di library dan mencari intisari yang tersurat eksplisit  dan tersirat implisit di balik kertas-kertas jurnal para peneliti. Karena demikianlah adanya bahwasannya “usus magister est optimus”; “pengalaman adalah guru yang terbaik.” Time to enrich knowledge by doing; not only learning. Saat yang tepat untuk memperkaya wawasan ini dengan melakukan; bukan hanya sekedar membaca dan mempersilahkan lobus otak untuk berimajinasi.

-----****-----

13.00 WIB.
Sejumlah deretan seat, meja, dan stand-alone microphone serta 47 pasang telinga yang siang itu sedang berada di ruang rapat Akademi Meteorologi dan Geofisika menjadi saksi dikumandangkannya aklamasi tentang sebuah kepastian akan kelanjutan karier 47 taruna muda jurusan Instrumentasi dan Geofisika angkatan 2009. Satu per satu nama dibacakan oleh Pak Direktur selaku otoritas tertinggi AMG; demikianpun namaku. 

Alexander F. Taufan Parera; Penempatan : Stasiun kelas III Kepahiang, Bengkulu “ 

Barisan kalimat singkat tersebut terserap begitu intens oleh indera pendengaranku; dan selanjutnya terngiang-ngiang hingga salah satu jendela sensitivitas saya terbuka untuk menyerap informasi tersebut.

Sebenarnya hal tersebut bukanlah sebuah surprise bagiku, mengingat sepekan yang lalu sudah ada bocoran info penempatan tersebut. Namun kesannya berubah karena yang mengumumkan ini adalah otoritas tertinggi untuk civitas akademika dan demikian berarti inilah keputusan final dan resmi. Kepahiang, Bengkulu. Tempat perutusanku!

---***---

Masih ada 2 bulan yang harus kulalui dengan pertempuran otak; masih begitu banyak kewajiban akademis yang harus segera kutuntaskan sebelum meninggalkan kampus tercinta. Singkatnya, The play isn’t over. Lakon taruna ku belum berakhir; tapi sebuah kepastian akan lakon ku dalam episode selanjutnya sudah kuketahui. Absit malum omen. Semoga tak ada pertanda buruk. Semoga segalanya akan berjalan mulus di penghujung masa ketarunaanku ini. Air laut telah mengalami fase pasang naik; perahu telah siap berlayar; jala telah siap tuk diterbarkan. Kini saatnya nyalakan pelita ‘tuk bertolak ke tempat yang lebih dalam. Ke tempat yang lebih menantang. DUC IN ALTUM ! Ke tempat di mana “sense of seismologist”-ku akan lebih terasah mengingat Bengkulu termasuk dalam zona seismic yang aktif di wilayah selatan Sumatera. Apapun yang terjadi; betapapun kesan apa yang kan kudapatkan; semuanya pasti akan menjadi indah; mengingat jiwa advonturirku sudah sedemikian hasunya akan pengalaman baru yang lebih menantang!. Terimakasih Tuhan, ini semua Rencana-Mu. Pakailah aku sebagai alat-Mu demi kemuliaan nama-Mu. Amien.


“FORTES FORTUNA IUVAT. Nasib Baik Selalu Berpihak Pada Yang Berani.”


 Duet Maut penempatan TUAL - Maluku.

 Pasukan Cenderawasih - PAPUA.



 Bersama Partner siap ekspansi ke pelosok Kepahiang, Bengkulu.



"Senyum kebahagiaan lepas penantian"



Kamar kost Bintaro;
 Jumat 26 Oktober 2012.

Related Post:

1 komentar:

Angga Vertika Diansari mengatakan...

ayo mulai berekspedisi ;;;;;;;;;; :D

Posting Komentar

 
;