“…..Hidup juga butuh Distorsi untuk
membuatnya terlihat nyata…”
Medio November 2013. Sebuah catatan
advonturir; lebih tepatnya seseorang yang harus survival menghadapi kehidupan
monotonnya. Kehidupan tanpa warna yang menarik, datar dan membosankan; setidaknya
itu yang dirasakannya.
Dalam perhitungan kalender, November kali
ini menjadi bulan penggenapan akan setahunnya berada dan bekerja di bumi
perantauannya ini. Dan seperti halnya telinga yang eargasm ketika mendengarkan musik yang indah, demikianpun hidupnya
kini seakan berada di titik yang demikian ; savor
dan suffer. Nikmat dan sengsara.
Sebuah ironi.
Nikmat dirasakannya kala segala kebutuhan
hidupnya terpenuhi. Setiap harinya dia berkecukupan. Namun derita mendera kala
jenuh menguasai hidupnya, mencuri setiap detik rutinitasnya. Kala hidupnya
begitu monoton dan sungguh keadaan dan keberadaannya begitu membatasinya untuk
berbuat lebih dari yang diperbuatnya. Terkadang dia butuh distorsi; dia butuh sesuatu yang membuat alter ego nya; dirinya yang lain itu lebih terpuaskan. Dia punya
begitu banyak visi dan impiannya, dia bisa menjadi siapapun dalam visionary. Begitu banyak notion dalam imaginasinya yang seakan
menyiksanya jika semua itu hanya menjadi fantasi semata selamanya. Segala visi
dan notion tersebut menyatu dalam
suatu lobus yang tebungkus rapi dan
tersimpan dalam dirinya yang lain, dalam alter
ego nya. Entah hingga kapan semua itu akan terwujud; mungkin dia butuh
distorsi. Mungkin saja. Kalaupun semua itu tetap sebagaimana wujud fantasinya,
biarlah menjadi rahasia dia dan kehidupannya. Catatan di tengah
November.
0 komentar:
Posting Komentar