Rabu, 12 Juli 2012.
vacuum nge'post di blog; now i have lil' minutes to post something !
Suatu persinggahan dalam hidup yang memberikan setidaknya beberapa menit bagi saya untuk mempertanyakan efisiensi waktu dari hidup saya. Tiga atau empat hari belakangan menjadi hari yang benar-benar productive, dalam arti selalu terisi dengan berbagai kegiatan namun tak jelas orientasinya. Semua semata hanya untuk menghilangkan kesan waste time by doing nothing. Ibarat the machine, bekerja dan tetap bekerja tanpa jelas orientasi dari pekerjaan yang dikerjakan.
Semalam suntuk merampungkan Tugas Akhir, beradu cepat dengan putaran detik waktu dalam pengejaran Deadline Tugas Akhir; setting margin kertas hingga justify posisi tulisan yang benar-benar menjengkelkan kala yang disetting malah tak sesuai dengan tuntutan tata penyajian karya tulis. Lepas Tugas Akhir rampung, menyembunyikan diri sejenak dari atmosfer Bintaro yang cukup menjemukan. Berkoalisi bersama waktu senggang sempatkan diri tuk bersua bersama beberapa kerabat di UNAS di wilayah Pasar Minggu. Berbagi kisah bertukar pikiran dan progresivitas masa kuliah. Banyak waktu yang tercurahkan untuk bertutur kisah, namun lebih banyak lagi waktu yang harus terbuang untuk hal-hal absurd semisal hanya sebatas menatap layar laptop berjam-jam demi tontonan yang sungguh sangat tidak mendidik (off the record).
Ironisnya, di balik semua kisah dan tapak-tapak tak bermakna dalam hidup saya sepekan belakangan, saya menemukan setidaknya apa yang orang sebut sebagai efisiensi waktu. Teringat juga dalam serial favorit saya bertitel Prisson Break, selalu secara implisit mencoba memaparkan betapa berharganya waktu dalam hidup ini; dan satu yang tak kalah penting, bahwa untuk segala hal yang terjadi di muka bumi ini, semua ada maksudnya. Jelaslah, entah suka karena berkah ataupun duka karena derita; semua kejadian pastinya punya maksud dan tujuan; kembali kepada kita pribadi apakah punya kapasitas untuk menginterpretasikannya?.
Saya pribadi justru memiliki kapasitas untuk melakukannya, malah ketika hidup saya “berantakan” dalam level yang masih rendah; entah bagaimana proses metafisika yang bisa menjelaskannya, namun seakan senantiasa ada tangan Ilahi kasat mata yang selalu menarik saya kembali ke dalam track yang seharusnya; mengingatkan saya ketika saya salah jalur. Semacam ada sebuah system yang kira-kira sama ketika kita bermain game Balap Mobil Nedd For Speed di Play Station atau sejenisnya. Ketika kita salah jalur, maka automatically, akan mucul tulisan di layar,”WRONG WAY”. Maka kita tidak mungkin tersesat terlalu jauh dan secepatnya, kita kembali ke jalur balapan yang sebenarnya dan terus melanjutkan balapan hingga garis Finish.
Terkadang pada detik-detik menjelang istirahat di malam hari, selalu terbayang jikalau hidup yang saya lakoni ini kira-kira sama konsepnya dengan balapan itu. Entah bagaimana menjelaskannya, saya yakin pembaca bisa memahami maksud saya. Saya jadi ingat dengan 2 kata dari sebuah adagium bahasa Latin yang pernah saya baca, “ CARPE DIEM”. PETIKLAH HARI INI. Kita bisa memetik apapun dari segala hal yang telah kita perbuat dalam hidup kita hari ini. Everything ! Petiklah segala yang terjadi hari ini, entah pahit, manis, getir ataupun asam seasam cuka. Yakinlah, SEGALA SESUATU YANG TERJADI PUNYA MAKNA !
CARPE DIEM !
0 komentar:
Posting Komentar